Selasa, 21 Mei 2013

Jenis - Jenis Paragraf (kereta api)


Nasib KRL Ekonomi yang semakin hari semakin membinggungkan. Perencaaan penghapusan KRL Ekonomi yang masih belum pasti. Hal ini menjadi suatu masalah tersendiri untuk masyarakat yang menggunakannya. Penghapusan ini sempat ditunda untuk dilakukan karena pihak perkeretaapian memberikan waktu untuk perumusan mekanisme subsidi dari Direktorat  Jendral Perkeretaapian Kementrian Perhubungan.
Penghapusan KRL ekonomi dikarenakan banyak armada KRL ekonomi yang sudah mulai mogok, sehingga dapat menggangu perjalanan penumpang. Selain itu menurut PT. KAI penghapusan KRL ekonomi karena minimnya dana subsidi bagi angkutan penumpang. Pengahapusan KRL ekonomi direncanakan akan digantikan dengan Commuter line yang lebih nyaman dan ber- AC. Tarif yang cukup mahal ini menyebabkan beberapa kelas masyarakat seprti pedagang dan sebagainya mengalami kesulitan.
Ada beberapa pihak yang menyarankan bahwa tarif KRL Coummuter Line disubsidi oleh pemerintah. Karena pemerintah turt andil dalam pengkeretaapian di Indonesia. Pensubsidian dilakukan dengan menghapus KRL ekonomi dan mensubsidi tarif Commuter Line yang bertarif Rp. 8.500 – Rp. 9.000. Harga yang layak menuurut pihak ini untuk kawasan Jabodetabek idealnya sebesar Rp. 3.000 – Rp. 4.000 namum dengan syarat Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah dibayarkan penuh dan diberikan didepan.
Dengan bagitu jika penghapusan KRL Ekonomi terlaksanakan masyarkat menengah kebawah dapat menggunakan Commuter Line yang lebih nyaman serta tidak mengganggu perjalanan kereta – kereta lainnya karena mogok.
Jenis penulisan diatas adalah paragraph ekspotif/eksposisi

Keberadaan kereta api bagi sebagian masyakat indonesia sangat membantu untuk perjalanan mereka. Selain dengan penggunaan kereta api yang lebih cepat, bebas macet, serta keberadaan stasiun ditempat – tempat yang strategis. Penggunaan kereta api baik dari kawasan jabodetabek maupun keluar kota, sering digunakan oleh sebagian masyarakat untuk berpergian. Selain cepat dan bebas macet, tarif yang cukup menjangkau masyarakat menengah kebawah. Masih ada beberapa keuntungan dari penggunaan kereta api selain bebas macet, dan tariff yang murah, masih ada tingkat keselamatan yang tinggi, serta hemat energy, dan ramah lingkungan, hal ini menurut Rchmadi, Direktur Teknik Mass Rapid Transit (MRT).
Jika pelayanan perkeretaapian Indonesia lebih baik lagi serta fasilitasnya yang baik, hal ini akan menjadikan kereta api sebagai transportasi missal yang sangat banyak penggunaannya. Dengan demikian hal ini dapat membantu pemerintah dalam mengatasi kemacetan yang sedang melanda ekonomi. Selain fasilitas yang lebih baik lagi penambahan armada dapat mencegah pengakutan penumpang yang berlebihan. Selain itu kondisi stasiun yang banyak pedagang – pedagang yang tidak teratur hal ini memberikan pemandangan hal yang kurang indah, serta keselamatan pedangang yang tidak dijamin. Jika pedagang  ditertibkan hal ini akan memudahkan akses masuk kedalam stasiun, selain itu penerapan e-ticketing, renovasi stasiun, memanjangkan   dan meningkatkan peron, memperbaiki akses masuk kestasiun, dan melakukan kerjasama dengan moda transportasi lain. 
Jenis paragraf diatas adalah persuatif


Sabtu, 30 Maret 2013

Nasib KRL ekonomi


Nasib KRL Ekonomi
          PT. KAI akhirnya memutuskan untuk menunda penghapusan KRL ekonomi lintas bekasi – serpong resmi tidak beroprasi mulai bulan Juni mendatang. Direktur Utama PT. KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo dalam keterangannya mengatakan penundaan tersebut untuk memberika waktu kepada Direktorat Jendral Perkeretaapian Kementrian Perhubungan untuk merumuskan masalah mekanisme pemberian subsidi. Kesepakatan penundaan melalui rapat yang diadakan di kantor Ditjen KA Kemenhub dan dihadiri PT. KAI, YLKI, serta masyarakat transportasi Indonesia. PT. KAI berencana menghapus satu rangkaian yang dijalankan di lintas bekasi dan serpong pada 1 April. Jadwal perjalanan KRL yang kosong menurut rencana, akan digantikan dengan dua rangkaian Commuter Line di tiap lintasan dengan melayani 16 -18 perjalanan/hari. Menurut Tri Handoyo, konsep penggantian KRL ekonomi menjadi KRL AC demi keselamatan perjalanan. Hal ini merujuk pada catatan PT. KAI sepanjang 2012 yang menyatakan terjadi 1.228 pembatalan perjalanan KRL – non AC karena rangkaian mengalami kerusakan. Akibatnya 4.217 perjalanan KRL  lainya ikut terganggu.  
Penghapusan KRL ekonomi dikarenakan banyak armada KRL ekonomi yang sudah mulai mogok, sehingga dapat menggangu perjalanan penumpang. Selain itu menurut PT. KAI penghapusan KRL ekonomi karena minimnya dana subsidi bagi angkutan penumpang. Pengahapusan KRL ekonomi direncanakan akan digantikan dengan Commuter line yang lebih nyaman dan ber- AC. Tarif yang cukup mahal ini menyebabkan beberapa kelas masyarakat seprti pedagang dan sebagainya mengalami kesulitan. Ada beberapa pihak yang menyarankan bahwa tarif KRL Coummuter Line disubsidi oleh pemerintah. Karena pemerintah turt andil dalam pengkeretaapian di Indonesia. Pensubsidian dilakukan dengan menghapus KRL ekonomi dan mensubsidi tarif Commuter Line yang bertarif Rp. 8.500 – Rp. 9.000. Harga yang layak menuurut pihak ini untuk kawasan Jabodetabek idealnya sebesar Rp. 3.000 – Rp. 4.000 namum dengan syarat Public Service Obligation (PSO) dari pemerintah dibayarkan penuh dan diberikan didepan. Dengan penghapusan KRL ekonomi dapat menyebabkan konsumsi BBM yang akan naik. Dan program pemerintah agar masyarakat pindah ke angkutan massalpun akan terhambat. Dan apabila pengeluaran masyarakat pada sector transportasi kecil maka masyarakat dapat menambah pengeluaran pada sector konsumi  dan pendidikan serta kesehatan yang lebih baik.
          Selain pengsubsidian tariff Commuter Line pengahapusan KRL ekonomi menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) hal ini melanggar undang – undang BUMN. PT. KAI mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk menyediakan sarana transportasi bagi rakyat yang membutuhkan angkutan yang nyaman. Karena jika penghapusan KRL ekonomi karena subsidi pemerintah yang lambat atau kurang hal tersebut harus dibicarakan kepada pemerintah. Karena selama ini KRL ekomoni menddapatkan PSO dari pemerintah. Pencairan dana PSO yang terlambat tidak dapat dijadikan alasan untuk penghapusan KRL ekomoni karena ntuk tahun 2013 PSO sebesar 700      miliar. Pihak Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) telah mengajukan somasi kepada PT. KAI karena telat melanggar  UU No. 23/2007 tentang perkeretaapian. Dalam UU tersebut dinyatakan pengoprasian KRL ekonomi adalah bentuk pelayanan public (PSO) dengan tariff terjangkau buat masyarakat dan diatur khusus dalam peraturan Presiden nomor 53 tahun 2012. Dalam peraturan 53 tersebut angkutan pelayanan kelas ekonomi yang  penyelenggaraan sarana perkeretaapian yang sesuai dengan standar pelayanan minimum. Namum faktanya masih banyak KRL ekonomi yang tidak sesuai dengan standart pelayanan minimum. 

sumber : Koran Kompas 30/maret/2013
              Koran Rakyat Merdeka 30/maret/2013
              Koran Media Indonesia 30/maret/2013

Selasa, 08 Januari 2013

Karakteristik dan Prilaku Konsumen Indonesia


Karakteristik Konsumen Indanesia
Pada umumnya manusia memiliki 2 kebutuhan baik dari segi kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan fisik seperti barang – barang, makanan, pakaian dan rumah. sedangkan untuk kebutuhan rohani seperti hiburan dan konsultasi.
Konsumsi secara khusus berarti suatu kegiatan untuk menghabiskan suatu benda ( baik barang atau jasa).  Barang ada alat pemuas kebutuhan yang mempunyai bentuk, terlihat, serta dapat diraba. Jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berbentuk / berwujud, tetapi dapat dirasakan manfaatnya.
Masing – masing konsumen memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Konsumen satu dengan konsumen yang lain mempunyai kebutuhan yang berbeda – beda pula.
Prilaku konsumen secara umum dapat dibagi atas 2 macam dalam memenuhi kebutuhannyayaitu: 

1. Prilaku konsumen yang rasional
Prilaku ini didasari oleh pertimbangan rasional (nalar) dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya adalah :

2. Perilaku konsumen yang tidak rasional
Seorang konsumen dikatakan tidak rasional apabila membeli barang tanpa pertimbangan yang baik.

Secara umum berikut karakteristik konsumen di Indonesia khususnya
Ada 10 Karakteristik konsumen Indonesia :
1.    Memiliki Pola Pikir Jangka Pendek
Pola pikir adalah hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek hanya memperhatikan manfaat dalam jangka waktu pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan laku di pasar Indonesia.
2.      Tidak Memiliki Perencanaan  
Konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat perencaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat diwujudkan dalam bentuk daftar belanjaan. Daftar belanjaan ini mengurangi pembelian yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, konsumen Indonesia rata-rata sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya.

3.      Cenderung Suka Berkumpul
    Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul.  Saat berkumpul dan berkelompok akan timbul pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of mouth. Efek words of mouth akan menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat orders.
4.      Tidak Adaptif Dengan Teknologi Baru
Survey yang dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010 ini menyatakan bahwa konsumen Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang sudah ada di dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen Indonesia namun belum digunakan secara maksimal.

5.      Fokus Pada Konten Bukan Konteks
Konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Konteks adalah suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Informasi yang tersedia di media atau produk elektronik lainnya tentu saja tidak memberikan informasi yang jelas.

6.      Menyukai Barang – Barang Produksi Luar Negeri
   Harga acapkali dibandingkan dengan kualitas. Semakin tinggi harga dianggap semakin bagus kualitasnya. Harga barang-barang produksi luar negeri mayoritas memiliki harga lebih tinggi daripada barang-barang produksi dalam negeri. Gengsi menjadi salah satu alasan juga mengapa konsumen Indonesia lebih menyukai barang-barang produksi luar negeri.

7.      Semakin Memperhatikan Masalah Religious
Indonesia adalah negara beragama. Konsumen Indonesia menjadi lebih sensitif untuk hal-hal yang berbau keaagamaan. Produk dan jasa yang berbau agama semakin lebih banyak digemari.

8.      Suka Pamer dan Gengsi
Kecenderungan manusia adalah ingin dipuji. Konsumen Indonesia yang berasal dari golongan ekonomi menengah ingin dipuji jika bisa membeli barang yang tidak bisa dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari golongan ekonomi atas membeli barang-barang branded supaya  dipuji dan sebagai prestise karena gengsi.

9.      Tidak banyak dipengaruhi Budaya Lokal
Keanekaragaman budaya dan adat istiadat sudah tidak lagi menjadi alasan dalam memilih dan menggunakan suatu produk. Globalisasi membuat konsumen Indonesia memiliki karakteristik tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya lokal

10.  Kurang Memperdulikan Lingkungan
Perubahan iklim adalah isu yang popular di abad 21. Isu tentang lingkungan menjadi penting terkait tentang pemanasan produk. Perusahaan berlomba-lomba untuk ikut andil dalam lingkungan. Produk yang akan diproduksi sudah  dirancang supaya sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya dengan konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli akan  lingkungan.


Faktor – factor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen


  Factor – factor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Secara garis besar prilaku konsumen dipengaruhi oleh 3 faktor :



1. Faktor Internal



a. Pendapatan

   Pendapatan konsumen berpangaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan konsumen, cenderung semakin besar pula.



b. Motivasi
   Setiap orang mempunyai motivasinya sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan konsumsi. Ada yang melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Namun ada pula yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang lain, padahal sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Sebagian yang lain mengkonsumsi barang dan jasa tertentu demi memperlihatkan status sosialnya atau gengsi. Misalnya seorang remaja yang membeli handphone keluaran terbaru agar dianggapkeren oleh teman-temannya.



c. Sikap dan kepribadian
   Sikap dan kepribadian individu juga mempengaruhi perilaku konsumsinya. Orang hemat biasanya hanya akan membeli barang-barang yang telah direncanakan, dimana hal ini sangat berbeda jauh dengan orang boros yang selalu membeli barang yang tidak dibutuhkannya.



2. Faktor eksternal



a. Kebudayaan

   Kebudayaan yang terdapat di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakatnya. Di Jepang dan Cina, orang makan menggunakan sumpit. Semantara di negara barat, sendok dan garpu sering ditemani oleh pisau. Tak heran bila konsumsi sumpit d Jepang dan Cina lebih tinggi dibandingkan di negara barat. Begitu pula sebaliknya.



b. Status Sosial
   Status atau posisi seseorang di dalam masyarakat dengan sendirinya akan membentuk pola konsumsi orang tersebut. Konsumsi seorang presiden, raja, atau menteri sudah jelas berbeda dengan konsumsi supir taksi, tukang kayu, atau pengusaha kecil.



c. Harga Barang


         Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa harga barang naik, konsumsi akan menurun, dan    apabila harga rendah, konsumsi akan tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga barang substitusi.



3. Faktor Strategi Marketing
Strategi marketing dalam suatu negara berbeda dengan negara lain karena perbedaan masyarakat dan pola konsumsi juga sehingga tidak mengherankan bahwa suatu produk laris di suatu negara tetapi setelah dikenalkan dan dijual ke negara lain tidak mendapatkan respon yang baik dari masyarakat di negara tersebut.


           

Senin, 19 November 2012

Prilaku Konsumen

Konsumen innovativeness
      Tingkat dimana konsumen menerima produk baru, layanan baru, atau praktik baru. Sifat ini penting untuk konsumen dan pemasar karena keduanya bisa mendapatkan keuntungan dari inovasi yang tepat. Peneliti banyak konsumen telah mencoba untuk mengembangkan instrumen pengukuran untuk mengukur tingkat inovasi konsumen. Konsumen juga dapat selalu mengetahui produk yang baru, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk produsen. Selain hal tersebut jika produsen selalu melakukan inovasi terhadap produknya maka konsumenpun tidak akan cepat jenuh dengan produk tersebut. Terlebih jika ada prilaku konsumen yang selalu ingin mengganti produknya dengan produk inovasi terbaru. 

Contoh kasus :
    Raffa merupakan mahasiswa dari salah satu kampus di Jakarta. Raffa adalah seorang pengila Gadget khususnya Smartphone. Maka jika setiap ada pengeluaran produk terbaru atau inovasi dari produk smartphone tersebut, raffa tidak akan sayang mengeluarkan biaya lebih untuk memperoleh produk baru.  Walaupun terkadang produk yang dia pakai masih tergolong baru. 


Consumer Compulsive Consumption

     Perilaku Konsumsi yang Kompulsif Konsumsi yang kompulsif termasuk perilaku yang abnormal yang merupakan contoh ”sisi gelap konsumsi”. Para konsumen yang kompulsif cenderung kecanduan; dalam beberapa hal mereka tidak dapat mengendalikan diri, dan tindakan mereka dapat berakibat merusak diri sendiri dan orang-orang di sekeliling mereka.

Contoh Kasus :
    Hanna adalah gadis yang berasal dari keluarga yang berada. Oleh karena itu setiap akhir pekan selalu ia habiskan waktu untuk berbelanja dengan teman - temannya. Hanna adalah tipe gadis yang sangat suka sekali berbelanja, ia sangat tertarik untuk belnja tas dan sepatu khususnya, ia senang sekali berbelanja baik didalam maupun diluar negeri. Hal tersebut semakin lama akan membuat tagihan kartu kreditnya menjadi bengkak dan menumpuk. karena kebiasaan yang selalu ia lakukan maka oarang tua hanna menjadi kerepotan untuk membayar tagihan belanja hanna. Oleh karena itu sejak saat hanna menjadi semakin gila untuk belanja. Maka orang tuanyapun memblokir semua kartu kredit yang ia pegang, sehingga ia pun tidak dapat berbelanja dengan bebas dengan teman - temannya. 


     Consumer  Ethnocentrism
Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk pada perekonomian bangsanya sendiri. Adapun konsumen dengan etnosentrisme rendah tidak merasakan hal tersebut. Implikasinya bagi pemasar adalah penggunaan penekanan pada aspek kebangsaan dalam penggunaan produk dalam negeri bagi konsumen dengan tingkat etnosentrisme tinggi.
Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep psikologis yang lebih umum dari etnosentrisme. Pada dasarnya, orang etnosentris cenderung memandang kelompok mereka sebagai superior dari orang lain. Dengan demikian, mereka memandang kelompok lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang yang berbeda dan menerima orang-orang yang mirip (Netemeyer et al, 1991;. Shimp & Sharma, 1987). Hal ini, pada gilirannya, berasal dari teori-teori sosiologi sebelumnya di-kelompok dan keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987). Etnosentrisme, maka secara konsisten ditemukan, adalah normal untuk kelompok-ke-keluar kelompok (Jones, 1997, Ryan & Bogart, 1997).
Etnosentrisme konsumen khusus mengacu pada pandangan etnosentris yang diselenggarakan oleh konsumen di satu negara, dalam kelompok, terhadap produk dari negara lain, keluar-kelompok (Shimp & Sharma, 1987). Konsumen mungkin percaya bahwa itu tidak tepat, dan bahkan mungkin tidak bermoral, untuk membeli produk-produk dari negara lain.
Pembelian produk asing dapat dipandang sebagai tidak layak karena biaya pekerjaan domestik dan melukai ekonomi. Pembelian produk asing bahkan dapat dilihat sebagai hanya patriotik (Klein, 2002; Netemeyer et al, 1991;. Sharma, Shimp, & Shin, 1995; Shimp & Sharma, 1987).
Atribut
Etnosentrisme konsumen individu memberikan pemahaman tentang apa pembelian yang diterima oleh kelompok-, serta perasaan identitas dan milik.Bagi konsumen yang tidak etnosentris, atau polisentris konsumen, produk dievaluasi berdasarkan jasa-jasa mereka eksklusif asal-usul kebangsaan, atau bahkan mungkin dilihat lebih positif karena mereka asing (Shimp & Sharma, 1987; Vida & Dmitrovic, 2001).
Brodowsky (1998) mempelajari etnosentrisme konsumen di antara pembeli mobil di Amerika Serikat dan menemukan hubungan positif yang kuat antara etnosentrisme tinggi dan negara-berbasis bias dalam evaluasi mobil. Konsumen dengan etnosentrisme rendah muncul untuk mengevaluasi mobil lebih didasarkan pada manfaat dari mobil sebenarnya bukan negara asalnya.Brodowsky menunjukkan bahwa etnosentrisme konsumen pemahaman sangat penting dalam memahami negara asal efek.
Anteseden Beberapa etnosentrisme konsumen telah diidentifikasi oleh berbagai penelitian. Konsumen yang cenderung kurang etnosentris adalah mereka yang masih muda, mereka yang laki-laki, orang-orang yang berpendidikan lebih baik, dan mereka dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi (Balabanis et al, 2001;. Baik & Huddleston, 1995, Sharma et al, 1995)
Balabanis et al. menemukan bahwa faktor-faktor penentu etnosentrisme konsumen dapat bervariasi dari satu negara ke negara dan budaya ke budaya. Di Turki, patriotisme ditemukan motif yang paling penting untuk etnosentrisme konsumen. Ini, itu diteorikan, adalah karena budaya kolektivis Turki, dengan patriotisme menjadi ekspresi penting dari kesetiaan kepada kelompok. Di Republik Ceko lebih individualistis, perasaan nasionalisme berdasarkan rasa superioritas dan dominasi muncul untuk memberikan kontribusi yang paling penting untuk etnosentrisme konsumen.
 
 Contoh Kasus :
Tuan Harsan adalah seorang warga yang sangat mencintai produk yang dibuat dalam negeri, hal tersebut karena model serta gaya yang dibuat oleh dalam negeri sudah sangat disenangi oleh pak Harsan. Hal tersebut membuat pak Harsan menjadi orang yang sangat mencintai produk dalam negeri. Jika pak Harsan menggunakan produk luar negeri hal tersebut akan dapat sangat menggagu perasaan pak Harsa, sehingga, jika ia melakukan aktivitasnya ia selalu menggunakan produk buatan sendiri. 

 

Senin, 22 Oktober 2012

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

Proses Pengambilan Keputusan Pada Konsumen
  Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

Konsep Keputusan
  Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. 

Aspek-Aspek Pemilihan Keputusan
  • Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
  • Pembelian yang sering – Pembelian yang jarang
  • Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
  • Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
  • Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan
  • pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif
Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

  1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik.

    2.   Sudut Pandang KongnitifKonsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.

   3.    Sudut Pandang Emosional

Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

Model Sederhana Untuk Menggambarkan Pengambilan Keputusan Konsumen.
 
Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran Lingkungan social budaya, seperti :
  • keluarga
  • sumber informal
  • sumber non komersial
  • kelas social
  • budaya dan sub budaya
Pengambilan Keputusan Pada Konsumen

a. Sadar akan kebutuhan
b. Mencari sebelum membeli
c. Mengevaluasi alternatif

Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap

Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang


 Contoh Kasus
Seiring dengan perkembangan jaman, semakin maju pula teknologi yang semakin canggih. Begitu pula dengan konsumen yang semakin cerdas dalam memilih perangkat telepon selular. Banyak dijaman sekarang bermunculan telepon seluler yang semakin inovasi. Seperti BlackBerry, Android, Iphone, dan SonyEricsson. konsumen memiliki beberapa alternatif yang ada dalam keputusan untuk membeli smartphone tersebut. Namun sebelum melakukan keputusan dalam pembelian tersebut konsumen harus memprioritaskan kebutuhan yang akan dibeli dengan keuangan/keadaan yang sesuai dengan masing - masing konsumen. Setelah itu konsumen mengumpulkan informasi tentang kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut. Kemudian mengumpulkan informasi tentang smartphone tersebut konsumen biasakan akan melakukan evaluasi terhadap produk yang diinginkan. setelah itu konsumen dapat melakukan keputusan apakah akan membeli atau menolak produk yang telah di telusuri. Jika konsumen melakukan pembelian maka pemasar akan dianggap telah berhasil begitu juga dengan sebaliknya. 

Minggu, 14 Oktober 2012

Contoh Kasus Dalam Pengambilan Keputusan


Contoh kasus dalam tipe-tipe proses pengambilan keputusan

Tipe Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

  1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yang berulang- ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah.
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
  1.  Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur yaitu keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan - perhitungan serta analisis yg terperinci.
Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menejer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan.  Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perushaan secara cermat.
  1. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur yaitu keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan pada bursa efek bisa selalu stabil.